Mengenal Tradisi Masyarakat Adat Dalem Tamblingan

Tamblingan adalah Masyarakat Adat yang sudah ada sejak jaman kerajaan Bali Kuno. Tamblingan berasal dari kata Tamba yang berarti obat dan Eling yang berarti sadar. Maka Tamblingan bermakna obat penjaga kesadaran. Masyarakat Adat Dalem Tamblingan mengandung keyakinan yang disebut dengan Piagem Gama Tirta yang bisa diartikan sebagai agama Air, sebuah keyakinan yang memulihkan air dan selalu menjaga harmoni dengan alam.
Salah satu ritual terbesar yang ada di Masyarakat Adat Dalem Tamblingan adalah ritual yang disebut dengan Karya Alilitan. Ritual Karya Alilitan ini terkandung konsep Nyegara Gunung yang mengajarkan nilai-nilai konservasi secara holistik karena Nyegara Gunung adalah sebuah filosofi bahwa antara laut dan gunung adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Ritual Karya Alilitan ini dilakukan setiap dua tahun sekali dan mempunyai tujuan utama untuk membersihkan dan menyucikan alam beserta isinya serta senantiasa menjaga harmoni alam.
Rangkaian ritual Karya Alilitan oleh Masyarakat Adat Dalem Tamblingan bertujuan untuk menyucikan alam semesta dan isinya, dimulai dari Pengelukat Gumi (pembersihan dengan air suci), Karya Dalu (penyucian dari kegelapan), hingga Bongkol Karya (pembersihan tujuh unsur bumi). Proses dilanjutkan dengan Pengrakih dan Penyahjah.
Puncaknya adalah Karya Pengayu-ayu, bekerja untuk membersihkan alam dari segala kekotoran dan memperoleh kesejahteraan. Karya Pengayu-ayu ini biasanya jatuh pada bulan November dan menjadi puncak dari Karya Alilitan. Karya adalah bahasa Bali yang bisa diartikan sebagai bekerja.